
Tidak peduli laki-laki maupun perempuan,
baru merintis ataupun sudah mapan,
dari Tinder maupun dari teman,
mantan searat ataupun masih perawan,
dalam mengutarakan perasaan,
banyak yang terjebak dalam bias dan kekonyolan.
Gercep itu asik.
Menunggu mantap itu bijaksana.
Namun, waktu yang ideal untuk mengungkapkan perasaan hanya ditentukan oleh
Waktu ideal untuk mengungkapkan isi hatimu ke pasanganmu ditentukan oleh hubungan antara usahamu mendekatinya dan perasaan pasanganmu. Maka dari itu, hanya ada dua variabel dalam grafik: (x,y) = (effort, perasaan). Effort, yang menempati sumbu x, dapat berupa waktu, tenaga, dan uang yang kamu keluarkan untuk menumbuhkan perasaan pasanganmu. Sedangkan variabel sumbu y adalah perasaan calon pasanganmu. Sudah sepantasnya pengakuanmu diungkapkan pada saat dia nyaman-nyamannya denganmu. Saat perasaannya memuncak, tembakanmu seharusnya akan tepat sasaran. Namun, bagaimana caranya kita mengetahui kapan perasaannya menyentuh puncak di proses PDKT-mu? Ini dapat diplotkan ke dalam grafik sederhana.

Kita sepakat bahwa semakin bertambah usahamu, semakin berkembang juga perasaan dia terhadapmu. Effort yang kamu keluarkan, sebut saja, bernilai sepuluh akan menghasilkan perasaan yang bernilai sepuluh juga. Demikian juga, usaha yang kamu keluarkan dua kali lipat akan menghasilkan perasaan bernilai dua puluh, dan seterusnya.
Dapat dilihat, garis lurus menunjukkan pertumbuhan yang konstan (constant growth). Secara teori, ini masuk akal. Namun kenyataan menunjukkan hal yang berbeda. Seiring bertambahnya usaha, pertambahan perasaan akan semakin berkurang. Dalam hal ini, The Law of Diminishing Returns (LoDR) hadir.
The Law of Diminishing Returns
LoDR eksis hampir dalam setiap aspek kehidupan yang berhubungan dengan psikologi manusia. Ini dapat dibuktikan saat kita memakan beberapa skup es krim. Di suapan pertama skup pertama, es krim terasa sangat lezat dikecap. Namun kenikmatan itu berlahan surut seiring bertambahnya suapan yang masuk ke dalam mulut. Demikian juga dalam setiap hubungan romansa, LoDR hadir tanpa disadari. LoDR menekankan bahwa pertambahan effort belum tentu menghasilkan perasaan yang proposional. Ini dapat digambarkan dengan grafik yang sederhana.

Pada mulanya, effort sepuluh akan menghasilkan perasaan sepuluh. Namun effort yang bernilai dua puluh tidak menjadikan dua kali lipat perasaan, melainkan delapan belas. Pertambahan perasaan akan semakin kecil sampai mencapai titik jenuh di aksis (50,30). Perasaan tidak berkembang walaupun ada pertambahan usaha yang konstan. Seusai titik jenuh, aksis (60,30) dan (70,30) adalah pembuangan tenaga yang sia-sia. Titik jenuh ini adalah momen yang paling optimal dalam confessing pendapat dimana perasaan pasanganmu pertama kali menyentuh puncaknya.
Di saat kamu menundanya sesaat setelah pasanganmu lagi berbunga-bunganya, usahamu akan terus terkuras dan tidak akan turun. Penurunan effort mengakibatkan pasanganmu lepas daripadamu. Hindari bentuk inefisiensi ini, lakukanlah yang esensial. Kamu sudah mengetahui titik jenuh / titik optimalnya. Don't waste your time.
Ingatlah, once you touch the sky, you gotta testify.

Image source:
http://www.thebookielooker.com/2014/03/movie-adaptation-review-you-are-apple.html
Comments