top of page

How To Make A Small Impactful Change for a Better Society? Live Essentially

Writer's picture: Aldridge TjiptarahardjaAldridge Tjiptarahardja

Updated: Oct 22, 2021


5 Hal Kecil Berdampak Besar yang Bisa Kamu Lakukan dalam Keseharianmu


1. Shop Less

Dalam bukunya Goodbye, Things, Fumio Sasaki, sebagai seorang minimalis radikal, mempercayai bahwa kebahagiaan berbanding terbalik dengan jumlah barang yang dimiliki. Selain menghemat duit, belanja secukupnya melatihmu berpikir lebih rasional, bukan emosional. Sudah jelas, shop less, worry less. Mungkin kamu akan lebih diyakinkan di poin ketiga.


2. Go Green, Shop Responsibly

Seperti lirik di lagu Adhitya Sofyan, "If you're not green, you better not be seen.", alangkah baiknya jika semua orang memiliki kesadaran tinggi dan peduli terhadap lingkungan. Shop less saja tidak cukup, seseorang harus memperhatikan environmental sustainability. Memang, ini bukan sepenuhnya salahmu sebagai konsumen. Ini salah pemerintah dan Adam Smith yang terlalu santai berpikir bahwa market will regulate itself. Kamu secara rasional membeli makanan dan baju yang termurah di kelasnya tanpa mempedulikan material, packaging, maupun delivery-nya. Sekali lagi, penjelasan akan diperjelas di poin ketiga.


3. Consume Sufficiently

Sering kali kita lupa bahwa manusia hidup mengonsumsi energi, bukan makanan. Makanan hanyalah salah satu bentuk energi. Kalau kerjamu (output) tidak sebanding dengan konsumsimu (input), itu akan membentuk surplus energi dalam tubuhmu yang menimbun lemak. Demikian juga, dalam gambaran besar ekonomi, lemak disebut sebagai adalah Dead Weight Loss (DWL). Bukanlah kebetulan, jika terminologi DWL berhubungan dengan sistem tubuh manusia. Alangkah baiknya jika jatah energimu diberikan kepada yang lebih membutuhkan dan lebih produktif. Over-consumption membuat demand lebih tinggi, yang menghasilkan kelangkaan (scarcity) dan menaikkan harga energi itu. Sebenarnya makanan itu murah, hanya saja seleramu yang membuatnya mahal. Stop kultur self-reward. Makan secukupnya.


4. Avoid Travelling

Kamu yang sering berlibur road trip atau overseas vaccay, tujuanmu hanyalah satu, yaitu murni kesenangan. Jika kamu berlibur untuk menambah wawasan akan kultur dsb., cut the crap. Mungkin ini terdengar aneh, tetapi pengalaman akan kultur hanya bisa didapat ketika kamu singgah di suatu tempat dengan jangka waktu yang lama. Mungkin sosok jenius yang membentuk peradaban pola pikir modern dengan berdiam diri di rumah, Immanuel Kant, dapat meyakinkan kita bahwa pemikiran dan penemuan yang inovatif dapat digapai tanpa berpindah ke tempat. Janganlah kamu hanyut dengan film-film wanderlust seperti Eat Pray Love (2010). Julia Roberts sudah merepotkan banyak pihak (travel agent, petugas airport, awak kabin, dll) dan membuang banyak resource (avtur, sparepart pesawat, dll.) hanya untuk mencari sebuah arti yang fana. Alangkah baiknya jika sumber daya itu digunakan untuk yang lebih esensial. Once again, dump your self-reward.


5. Kill Your Entrepreneurship

Bisa dibilang, ini poin yang terdengar paling asing. Di kultur yang menjunjung kebebasan, merintis usaha sendiri sangatlah diagungkan. Pengusaha sukses dipuja bak pahlawan cilik penggerak ekonomi. Semua pekerjaan membutuhkan ilmu bisnis, tetapi tidak semuanya memerlukan entrepreneurship. Kata 'bisnis' bisa juga diartikan 'urusan'. Mau kerja apapun juga, seseorang harus jago dalam berurusan. Sedangkan entrepreneur memiliki definisi yang rancu yang konon berarti the one who solves the problem in society through business. Sesungguhnya, banyak permasalahan di dunia yang tidak perlu diselesaikan. Penyelesaian yang mengundang profit ataupun sensasi yang menaikkan market cap sering kali dijadikan pembenaran entrepreneur. Permasalahan apa yang diselesaikan oleh ojek online (ojol)? Kemacetan? Kepraktisan? Peluang usaha kuliner? Absurd! Sebenarnya, tidak ada. Ojol hanyalah kemewahan fasilitas yang memanjakan gaya hidup masyarakat. Kehadirannya hanya meninggikan selera dan konsumsi masyarakat terutama kelas menengah kebawah. (baca artikel sebelumnya). Ancaman masyarakat modern adalah kesibukan yang tidak diperlukan. Tidak semua problem membutuhkan penyelesaian. Bedakan, yang mana yang membantu efisiensi masyarakat dan yang mana hanya menambah kemanjaan semata. Banyak sektor yang membutuhkan ketenagakerjaan, think twice before becoming an entrepreneur.


Poin ini masih butuh riset dan penjabaran lebih lanjut. Nantikan penjelasan selengkapnya di buku The Essentialism. Coming soon.




Sumber gambar:

  • https://www.bbc.com/news/in-pictures-36574697

  • https://ebaeschnbliah.tumblr.com/post/168472180829/a-a-a-a-a-mycroft-holmes-really-i-rather-thought

  • https://www.facebook.com/319515252286431/photos/pb.319515252286431.-2207520000../319515855619704/?type=3&theater

  • https://www.inc.com/peter-economy/make-a-big-difference-one-small-act-of-kindness-at-a-time.html

  • https://sherlockshome.net/2016/12/02/sherlock-series-four-promo-easter-eggs/



88 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

  • Instagram

©2021 by The Essentialism. Proudly created with Wix.com

bottom of page